Menyapa Bunga
Tak sadarkah dirimu menjadi lirik bagi waktu?
Yang tanpa lelah melantunkan rasa yang disebut rindu?
Diri ini seakan tak mampu berdamai dengan mimpi yang bisu
Terabaikan melalui angin yang berhembus tersipu merdu
Sepi hanyalah penggalan kata yang berusaha kuat untuk menepi
Dari bias jarak yang kau ukir hingga habisnya mentari
Dari sudut malam yang utuh saat purnama tak ragu memiliki
Dari bunga yang selalu
kutemui sedang tersenyum menari
Sapa hanyalah untaian irama yang memohon untuk menjadi senada
Bolehkah aku melantunkan satu kata yang lebih sederhana?
Sanggupkah aku mengingat namamu yang enggan bersuara?
Dalam senja yang tak kunjung
menyapa